Jumat, 16 September 2011

cerpen "Doa Anak yang Teraniaya"


DO’A ANAK YANG TERANIAYA

Sepulang dari rumah teman telepon genggamku berdering. Ouh, ternyata dari ayah. Jangan-jangan adikku telah lahir pikirku.
“Hallo, Ayah. Apakah adik telah lahir?”, tanyaku semangat.
“Ya, adik mu telah lahir. Perempuan, Nak”, ucap ayah.
“Asyik. Aku akan ke sana sekarang. Tunggu aku di sana, Yah”, kataku.
“Baiklah, Ayah tunggu”, kata Ayah.
Hatiku sangat gembira ketika aku mengetahui bahwa aku telah memiliki adik. Tambahan pula, adikku berjenis kelamin perempuan. Aku berangan-angan akan mendandani adikku secantik mungkin dan aku akan mengajak dia bersepeda setiap sore. Tanpa pikir panjang aku mengendarai sepeda menuju rumah sakit tempat adikku dilahirkan. Namun, perasaan bahagiaku berubah menjadi kecewa dan terkejut ketika melihat adikku terlahir dalam keadaan cacat. Aku sedih bercampur kecewa hingga aku menangis dan aku tak bisa menerima keadaan adikku itu.
“Dia bukan adikku !”
“Katakan, Ayah bahwa dia bukan adikku” , teriakku sambil menahan tangis.
“Nak, sadarlah. Dia adalah adikmu. Dia lahir dari perut ibumu. Terimalah dia sebagai adikmu karena ini adalah takdir dari Allah SWT, ucap ayah menenangkanku.
“Tidak! Dia bukan adikku dan sampai kapanpun dia tak akan menjadi adikku”, kataku.
Berkali-kali ayah mencoba untuk menenangkanku. Meskipun demikian, aku tetap belum bisa menerima keadaan adikku yang cacat. Sejak lama aku telah menantikan hadirnya seorang adik dalam hidupku. Tak kusangka dia terlahir cacat. Hal itu benar-benar membuat hatiku  terpukul. Aku tau bahwa aku egois karena hanya memikirkan keinginanku. Jika teman-temanku mengetahui bahwa adikku terlahir cacat pasti mereka akan mengejekku dan mempermalukanku. Hanya itu yang ada di pikiranku saat itu. Aku tak memikirkan perasaan kedua orang tuaku melihat tingkah lakuku yang melebihi batas dan kurang bersyukur kepada Allah SWT.
*****D*****
Bertahun-tahun aku hidup tanpa mengakui Tania sebagai adikku hingga ia berumur tujuh tahun dan duduk di kelas satu SD. Aku selalu memperlakukan Tania dengan tidak semestinya. Suatu ketika, ayah dan ibu pergi kondangan ke luar daerah dan menitipkan Tania padaku.
“Nak, ayah dan Ibu akan pergi kondangan ke luar daerah. Tolong jaga Tania baik-baik, pesan ayah padaku.
“Yah, Bu, titipkan saja Tania pada nenek. Aku lelah dan banyak tugas”, kataku.
“Nak, Ayah bilang sekali lagi, tolong jaga Tania baik-baik, Ayah dan Ibu akan pergi sekarang”, tegas ayah.
“Baiklah, Yah”, Ucapku lesu.
Aku mengerjakan tugas di ruang santai sambil menunggui Sania yang sedang asyik bermain boneka. Setengah bagian dari tugasku telah terselesaikan dan rasa kantuk mulai muncul. Aku pun menuju kamar mandi untuk berwudhu agar rasa kantukku menghilang dan aku bisa segera melanjutkan mengerjakan tugas. Setelah aku kembali dari kamar mandi Tania teriak-teriak memanggilku.
“Mba, mba kemarilah”, teriak Tania.
“Ada apa?”, tanyaku.
“Lihatlah kupu-kupu itu, mereka sudah terbebas dari siksa di botol ini. Mereka dapat terbang bebas”, ucapnya lugu sambil menunjukkan botol yang dimaksud.
“Kau dapatkan dari mana botol itu?”, tanyaku penuh emosi.
“ Di atas meja belajar kakak”, jawabnya ketakutan.
“ Tania . . . . . !”, teriakku.
Aku benar-benar marah padanya. Kupu-kupu itu akan aku gunakan untuk praktikum esok pagi. Hari telah sore, mana mungkin aku mencari kupu-kupu lagi sedangkan tugas yang harus aku selesaikan malam ini begitu banyak. Karena saking marahnya aku pun memarahi Tania. Karena ketakutan Tania keluar rumah sambil menangis. Sering kali jika ketakutan ia mengunjungi rumah tetangga di seberang jalan. Hal itu pun dilakukannya setelah dimarahi olehku karena menerbangkan kupu-kupuku. Aku pun membiarkannya berlari keluar rumah.
“Akhh”, terdengar suara Tania berteriak setelah keluar rumah.
Aku pun keluar rumah dan mencari sumber suara. Terlihat Tania sudah tergeletak berlumuran darah di jalan raya.
“Tolooooooong-toloooooooooooong”, teriakku meminta bantuan.
Orang-orang yang melihat kejadian tersebut pun berdatangan mengerumuni Tania dan membantuku membawa Tania ke rumah sakit. Mereka pun menceritaka bahwa Sania tertabrak motor dan pengendara motor melarikan diri.
 Tak kuasa aku menahan tangis dan sesal yang mendalam atas perbuatanku terhadap Tania. Tak henti-hentinya aku menangis sambil menyesali perbuatanku. Teganya, kejamnya dan bodohnya aku termakan nafsu untuk memperlakukan Tania dengan tidak semestinya.
“Ya Allah ampunilah dosaku”, ucapku memohon berkali-kali.
 Ini semua adalah kesalahanku. Aku lah yang menyebabkan Tania seperti ini. Aku tak akan membiarkan diriku tenang jika terjadi sesuatu dengan Tania. Ayah dan Ibu segera pulang setelah ditelpon tetangga bahwa Tania kecelakaan.
Sudah berjam-jam aku menunggui Tania tetapi ia belum sadar juga hingga aku tertidur di sampingnya. Di dalam tidurku aku bermimpi berada di sebuah tempat pemukiman para pengemis yang sedang merintih kesakitan serambi meminta pertolongan padaku. Aku tak hiraukan mereka dan terus berjalan mengikuti kata batinku. Tiba-tiba aku sampai di sebuah tempat yang menyeramkan. Tempatnya sempit dan ketika aku sampai di sana tiba-tiba disekelilingku terdapat kobaran api. Alangkah takutnya aku berada di tempat seperti itu. Kemudian terdengarlah suara perintah untukku seperti suara seorang laki-laki.
“Berhentilah”, suara itu terdengar sangat keras dan menakutkan.
“Duhai, Pemudi, tempat apa saja yang telah engkau lewati sebelum sampai di sini ?”, terdengar suara itu.
“Hanya pemukiman pengemis”, jawabku singkat.
“Kebaikan apa yang telah engkau perbuat selama perjalanan menuju kemari?”, terdengar suara itu.
 “Aku belum melakukan amal baik”, jawabku singkat.
“Keburukan apa yang telah engkau lakukan dalam perjalanan menuju kemari?”, tanyanya lagi.
“Aku pun belum melakukan keburukan”, jawabku tanpa rasa bersalah.
“Tahukah apa yang membuatmu sampai di sini?”, tanyanya lagi.
Aku terdiam. Aku bingung hendak menjawab apa. Aku terus berfikir sampai akhirnya aku berhasil menemukan jawabannya.
“Kata batinku.”, jawabku singkat.
“Salah. Yang membuatmu sampai di sini adalah sifatmu. Sifatmu yang egois dan acuh tak acuh. Kau bilang bahwa kau belum melakukan keburukan dalam perjalanan ke sini. Hal itu sangat jelas menggambarkan sifatmu yang egois dan acuh tak acuh. Tahukah engkau bahwa para pengemis yang engkau lewati sangat mengharap pertolonganmu? Hingga beberapa dari mereka meninggal dunia”, terdengar suara itu begitu keras dan menyentuh jiwaku.
Aku sangat ketakutan mendengar suara tanpa ada orang berkali-kali. Aku terdiam. Aku sangat ketakutan dan kebingungan.
“Apa yang sesungguhnya terjadi?”, batinku.
“Sekarang apa yang hendak kamu lakukan? Kobaran api semakin mendekat kepadamu. Tunggulah akibat dari perbuatanmu”, suara itu muncul lagi.
Tiba-tiba terdengarlah suara lembut seorang anak kecil. Dia merintih dan memohon supaya kobaran api di matikan dan aku dibebaskan dari siksaan ini.
“Ya Tuhan, hamba memohon dengan kerendahan hati hamba. Ampunilah dosanya dan keluarkanlah dia dari kobaran api itu. Padamkanlah api itu, Ya Tuhan. Ya Tuhan, bukakanlah pintu hatinya, bukakanlah pintu maaf baginya. Aku sangat menyayanginya dan aku ingin merasakan kasih sayang darinya. Aku ingin bersamanya, Ya Tuhan. Ya Tuhan, hamba memohon dengan kerendahan hati kabulkanlah permohonan hamba. Amin”, doa anak kecil tersebut.
Setelah doa itu selesai aku dengar, kobaran api yang mengelilingiku tiba-tiba padam.
“Ya Allah, siapakah yang telah mendoakanku ?”, gumamku dalam hati.
Tiba-tiba aku berpindah tempat lagi. Aku berada di ruang yang sekelilingnya penuh dengan layar. Dan terlihatlah adikku Tania sedang berdoa kepada Allah SWT. Dialah yang telah mendoakanku agar aku terbebas dari kobaran api. Di layar itu pun terlihat Sania ketika berdoa untuk kesuksesan ujian nasionalku. Dia memohon agar aku dimudahkan dalam mengerjakan soal ujian nasional, diberi ketenangan, dan mendapat hasil yang memuaskan serta diterima di sekolah yang aku idam-idamkan.
Melihat peristiwa itu hatiku begitu teriris. Aku tak kuasa menahan sesal yang sangat mendalam hingga aku meneteskan air mata.
“Ya Allah, hinanya diriku, ampunilah dosaku. Begitu banyak kesalahan yang telah aku perbuat pada Tania”, ucapku memelas dan memohon.
Tiba-tiba, datanglah seorang kakek dan mengatakan, “ Doa tulus dari anak yang selalu teraniaya olehmu lah yang membuat semua impianmu saat itu dikabulkan oleh Allah SWT. Maka, bertobatlah, bersyukurlah kepada Allah SWT, segeralah meminta maaf kepada adikmu dan berterimakasihlah kepada adikmu. Sayangilah adikmu seperti yang dia harapkan darimu dan segeralah temui adikmu.”
Setelah itu, bangunlah aku dari mimpi yang menyadarkanku akan segala kesalahanku. Saat aku terbangun adikku telah sadar dan aku segera memeluknya, meminta maaf padanya dan  berterimakasih kepadanya. Seluruh keluarga besarku pun telah berkumpul dalam ruangan ini. Menyaksikan perubahan sikapku mereka pun menangis terharu sambil seraya mengucap syukur kepada Allah SWT. Aku pun segera meminta maaf kepada kedua orangtuaku. Sejak saat itu, hidupku terasa lebih berarti. Keluargaku hidup bahagia dan aku pun selalu ingin memberikan yang terbaik untuk keluarga terutama untuk adikku Tania. Terimakasih, Ya Allah semua ini adalah karunia-Mu.

1 komentar:

  1. VIPQIUQIU99.COM AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA

    Kami VIPQIUQIU99 AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA mengadakan SEO Kontes atau Kontes SEO yang akan di mulai pada tanggal 20 Januari 2017 - 20 Mei 2017, dengan Total Hadiah Rp. 35.000.000,- Ikuti dan Daftarkan diri Anda untuk memenangkan dan ikut menguji kemampuan SEO Anda. Siapkan website terbaik Anda untuk mengikuti kontes ini. Buktikan bahwa Anda adalah Ahli SEO disini. Saat yang tepat untuk mengetest kemampuan SEOAnda dengan tidak sia-sia, hadiah kontes ini adalah Rp 35.000.000,-

    Tunggu apa lagi?
    Kontes SEO ini akan menggunaka kata kunci (Keyword) VIPQIUQIU99.COM AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA Jika Anda cukup percaya akan kemampuan SEO Anda, silahkan daftarkan web terbaik Anda SEKARANG JUGA! Dan menangkan hadiah pertama Rp. 10.000.000. Keputusan untuk Pemenang Akan di tentukan dengan aturan kontes SEO yang dapat dilihat di halaman ini.

    Tunggu apa lagi? Ikuti kontes ini sekarang juga!

    CONTACT US
    - Phone : 85570931456
    - PIN BB : 2B48B175
    - SKYPE : VIPQIUQIU99
    - FACEBOOK: VIPQIUQIU99

    BalasHapus